Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof adalah dua Ilmu Tata Bahasa Arab yang saling berhubungan dan saling melengkapi. Perbedaan antara keduanya adalah: Nahwu berfokus memelajari susunana atau struktur kalimat dan harakat dengan baik dan benar. Sedangkan Shorof, fokusnya memelajari perubahan bentuk kata atau kalimat.
Daftar Isi Artikel :
Pengertian Nahwu
Mudahnya, Nahwu adalah gramatika (ilmu tentang pola kalimat), sementara Shorof adalah morfologi (ilmu tentang bentukan kata). Perhatikan contoh berikut ini:
Muhammad datang | جَاءَ مُحَمَّــدٌ |
Aku melihat Muhammad | رَأَيْتُ مُحَمَّـدًا |
Aku melihat Muhammad | مَرَرْتُ بِمُحَمَّـدٍ |
Lafazh Muhammad (مُحَمَّد), harokat akhirnya memiliki tiga keadaan, yaitu dhommatain, fathatain (baca: fat-hatain), dan kasrotain. Ilmu yang mempelajari tentang perubahan harokat-terakhir inilah yang disebut Nahwu. Kapan harokat akhir dari kata tersebut dibaca dhommah? Kapan dibaca fathah? Kapan dibaca kasroh? Ini semua dibahas Nahwu.
Pengertian Shorof
Untuk memahami Shorof, perhatikan contoh berikut:
Yang terpuji | مُـحَمَّدٌ |
Paling terpuji | أَحْمَدُ |
Yang memuji | حَـامِدٌ |
Yang dipuji | مَـحْمُـودٌ |
Ucapan Alhamdulillah | تَـحْمِــيـدٌ |
Segala puji | الـحَمْدُ |
Jika Anda perhatikan, enam kata tersebut memiliki tiga huruf yang sama, yaitu (حمد), karena semua kata tersebut dibentuk dari tiga huruf ini yang artinya memuji. Ilmu tentang bentukan kata dari kata lain inilah yang disebut Shorof.
Kesimpulan
Jika Anda perhatikan, Nahwu berkaitan dengan harokat terakhir, sementara Shorof berkaitan dengan harokat awal dan tengah. Misalkan (حَامِدٌ), jika ditanya kenapa ha dibaca fathah dan mim dibaca kasroh? Kita jawab: Ini garapannya Shorof. Jika ditanya kenapa dal berharokat dhommatain? Kita jawab: Ini garapannya Nahwu.
Adapun buku ini, hanya fokus di harokat akhir (Nahwu), dan Alhamdulillah hal ini sudah mencukupi untuk memahami teks Al-Qur'an dan Hadits. Adapun harokat awal dan tengah (Shorof) diperlukan untuk analisa kitab gundul (tanpa harokat).